Artikel Pilihan

loading...
Breaking News
recent

8 Cara Mencegah Penularan Malaria



Kasus penyakit malaria di Indonesia terus menurun sejak tahun 2011 sampai 2015, menurut laporan Infodatin Kementerian Kesehatan. Meski begitu, beberapa wilayah timur Indonesia masih sangat berisiko tinggi terhadap wabah malaria. Data dari UNICEF juga memperkirakan lebih dari 40 persen penduduk dunia berisiko terserang malaria. Hanya butuh satu gigitan nyamuk Anopheles untuk terjangkit malaria. Sayangnya, vaksin malaria belum tersedia untuk umum. Cari tahu cara mencegah malaria di artikel ini.

Malaria tidak boleh disepelekan

Nyamuk Anopheles betina membawa parasit plasmodium yang akan mengalir dalam aliran darah dan akhirnya hinggap di hati setelah Anda digigit olehnya. Parasit tersebut kemudian berkembang biak dan kembali beredar di aliran darah untuk menyerang sel darah merah Anda.
Setelah beberapa hari, Anda akan mulai mengalami gejala malaria seperti demam tinggi selama 2-3 hari, menggigil, dan nyeri otot. Jika Anda sudah mengalami gejala-gejala ini, pengobatan perlu segera dilakukan dalam kurun waktu empat minggu. Malaria adalah penyakit yang mematikan. Penyakit ini bisa dengan cepat menyebabkan hilang kesadaran, sulit bernapas, kejang, syok, hingga masalah yang lebih serius, seperti kegagalan jantung, paru-paru, ginjal, atau otak.
Meski jumlah kasus malaria secara nasional dilaporkan sudah menurun, beberapa wilayah timur Indonesia seperti Papua, NTT, Maluku, Sulawesi, juga Bangka Belitung, masih menjadi endemik malaria. Fakta ini bukan berarti Anda tidak perlu waspada terhadap malaria apabila tidak tinggal menetap di daerah-daerah tersebut. Bepergian ke wilayah endemik malaria walau untuk sementara bisa meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit itu. Terutama ibu hamil, bayi, anak kecil, dan orang tua yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Maka, tetap penting bagi setiap orang Indonesia mencegah malaria. Selalu lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Cara mencegah malaria yang terbukti efektif

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah malaria, di mana pun dan kapan pun Anda berada. Yang paling penting dan paling pertama harus Anda lakukan adalah melindungi diri dari gigitan nyamuk, dengan:
  • Memakai pakaian pelindung seperti celana panjang dan kemeja panjang selama beraktivitas, terutama saat subuh atau sore hari. Nyamuk malaria paling rentan beredar di dua waktu tersebut.
  • Pasang obat nyamuk di dalam ruangan, atau rutin semprot obat nyamuk di pagi dan sore hari.
  • Oleskan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET atau diethyltoluamide saat terasa ada banyak nyamuk di sekitar Anda.
  • Gunakan kelambu (jaring nyamuk) yang disemprotkan insektisida, seperti permethrin atau deltamethrin, untuk menutupi ranjang tidur Anda.
  • Hindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk.
  • Kenakan pakaian tidur atau selimut yang bisa menutupi kulit tubuh.
  • Lakukan langkah pencegahan 3M:
    • Menguras dan membersihkan bak mandi.
    • Menutup atau menyingkirkan genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk.
    • Menabur serbuk abate untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.
  • Rutin melakukan fogging sebulan sekali. Ajukan kepada pihak yang berwenang (RT/RW/Kelurahan) untuk melakukan fogging massal di lingkungan setempat Anda.
Jika Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terjangkit malaria (ibu hamil, anak kecil, lansia), sebisa mungkin hindari melakukan perjalanan ke wilayah rentan malaria. Untuk cari tahu negara mana saja yang berisiko tinggi terhadap malaria selain Indonesia, cari tahu dengan meng-klik laman informasi dari CDC ini atau di tautan berikut https://bit.ly/2qHA3eP.

Bagaimana cara mencegah malaria apabila harus bepergian ke lokasi yang rawan malaria?

Berbagai cara pencegahan malaria seperti yang sudah disebutkan di atas tetap berlaku di mana pun dan kapan pun Anda berada. Namun sebelum booking tiket pesawat dan akomodasi lainnya untuk selama Anda di sana, ada satu hal lain yang perlu Anda lakukan. Pastikan untuk konsultasi dulu ke dokter di lokasi asal Anda. Beri tahu dokter bahwa Anda akan bepergian ke wilayah yang rentan terjangkit malaria dan dan berniat tinggal sementara di sana.
Dokter dapat meresepkan obat profilaksis (obat antibiotik dosis rendah) untuk Anda minum sebelum berangkat. Beri tahu juga kepada dokter tentang ke mana tepatnya Anda akan pergi. Dokter biasanya meresepkan obat pencegah malaria tergantung dari wilayah geografis destinasi Anda dan lingkungannya, sementara juga mempertimbangkan usia dan kondisi kesehatan Anda saat ini — termasuk apakah Anda sedang hamil, dan memiliki alergi obat tertentu atau tidak.
Karena obat profilaksis termasuk golongan antibiotik, pastikan Anda minum obat secara teratur sesuai arahan dosis dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Misalnya, dokter mengharuskan Anda untuk minum obat satu minggu sekali mulai dari saat ini hingga selama 3 minggu Anda beraktivitas di sana, habiskan sampai tenggat waktu tersebut. Sebaiknya minum obat di hari dan waktu yang sama setiap minggunya.
Setelah kembali ke Tanah Air pun Anda tetap harus ke dokter untuk melanjutkan minum obat malaria, setidaknya sampai 1-4 minggu setelah kepulangan. Tujuannya untuk memastikan tidak ada parasit yang tertinggal di tubuh Anda.

Segera ke dokter, apabila..

Anda disarankan untuk secepatnya mencari bantuan medis bila mengalami demam tinggi dan menggigil setelah kembali dari daerah endemik malaria, meski selama di sana Anda rutin minum obat pencegah malaria.
Infeksi yang disebabkan oleh nyamuk malaria bisa berkembang sangat cepat sehingga kondisi Anda bisa memburuk dalam waktu singkat. Maka, penting untuk mendapatkan pengobatan sedini mungkin.

Tidak ada komentar:

Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.