Ada Suara Soekarno di Museum Sejarah Nasional
Ada Suara Soekarno di Museum Sejarah Nasional
Terletak di ruang Kemerdekaan pada Monumen Nasional (Monas), jalan Silang Monas Gambir Jakarta Pusat, menyimpan secarik kertas yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dan bernilai sejarah tinggi. Kertas bukan sembarang kertas, meskipun sudah lawas, dihati bangsa Indonesia tetap membekas. Apa yang membuat kertas itu membekas di hati bangsa Indonesia?
Goresan tinta di atas kertas ini bukan hal biasa, bedanya kertas ini memiliki pengaruh besar bagi masa depan bangsa Indonesia. Bukan sekadar goresan huruf-huruf saja, tapi susunan hurufnya yang memiliki makna besar dari hasil pergerakan bangsa Indonesia melawan kolonial Belanda. Luar biasa, kata demi kata yang tertulis di atas kertas menjadi penentu kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Lantai dua Monas berbentuk cawang, di situlah terdapat ruang Kemerdekaan untuk menyimpan Naskah Proklamasi yang disusun oleh Proklamator bangsa Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta.
Naskah Kemerdekaan itu disimpan dibalik sebuah pintu berwarna hijau dan berukir warna emas yang akan terbuka setiap jamnya dari pukul 09.00 WIB- sampai !5.00 WIB. Gapura megah setinggi tiga meter itu kental dengan makna sejarah.
Dari balik pintu gapura ini akan terdengar suara sang Proklamator Soekarno saat membacakan teks Proklamasi. Sebelum pintu terbuka maka akan diperdengarkan nyanyian lagu Indonesia Raya, pengunjung akan menikmati suasana hikmat mendengarkan rekaman pembacaan naskah proklamasi. Sambil mendengarkan rekaman suara Soekarno, pengunjung dapat menyaksikan replika naskah teks Proklamasi yang ditempatkan di dalam kotak kaca yang terlihat saat pintu terbuka.
Tugu peringatan kemerdekaan Indonesia setinggi 132 meter itu sebagai ikon Kota Jakarta, merupakan tugu yang dibangun untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan pemerintahan kolonial Belanda. Terdapat pula pesan yang ditulis oleh bung karno di Ruang Kemerdekaan, pesan tersebut yaitu “Kita membangun Tugu Nasional untuk kebesaran Bangsa. Saja harap, seluruh Bangsa Indonesia membantu pembangunan Tugu Nasional itu. Soekarno 29/7 1963”.
Tidak ada komentar: